Wisata ke Toba? Mampirlah ke Tomok Tempat Patung Sigale-Gale

Senin, 22 Agustus 2016 - 14:00 WIB
Wisata ke Toba? Mampirlah...
Wisata ke Toba? Mampirlah ke Tomok Tempat Patung Sigale-Gale
A A A
TOBASA - Sigale-gale adalah sebuah boneka yang memiliki cerita mistis. Kisah tentang boneka ini ada di Danau Toba. Nah, jika Anda sudah menyaksikan kemeriahan Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) 2016 di Parapat, Kabupaten Simalungun dan Balige, Kabupaten Tobasa, akhir pekan lalu, tak ada salahnya ikut menyaksikan pertunjukan Sigale-gale ini.

Sigale-gale adalah cerita yang hidup turun temurun di tengah masyarakat Batak Toba. Kisahnya penuh teka teki.

“Cerita itu juga karya budaya, yang sudah turun temurun dan dipercaya oleh masyarakat. Pasti ada banyak hikmah di balik cerita legenda seperti Sigale Gale itu. Karena itu, boleh juga disimak cerita langsung dan melihat dengan mata kepala sendiri di lokasi tempat asal muasal cerita itu dibuat,” papar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Namanya juga cerita legenda, itu bisa faktual atau pernah terjadi, tapi bisa juga rekaan tokoh-tokoh di sana yang selama turun-temurun ditambah kurangi, sehingga menjadi kemasan cerita yang seru. Terlepas dari percaya atau tidak percaya, storyline itu penting buat dunia Pariwisata.

“Sekarang di Korea, apa saja dibuat monumental, dan ramai dikunjungi orang, untuk selfie dan berwisata budaya,” kata Arief.

Nah, pertunjukan ini bisa Anda saksikan di Desa Tomok. Lokasinya tak jauh dari Parapat. Cukup satu jam menyeberang via kapal ferry, Anda sudah sampai di Tomok, desa yang menjadi destinasi wisata budaya boneka Sigale-gale.

Lantas, apa sih boneka Sigale-gale itu? Kenapa juga banyak wisatawan yang penasaran?

Legenda bercerita, Sigale-gale itu adalah merupakan boneka kayu yang dibuat untuk membahagiakan Raja Rahat. Dia adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba di Sumatera Utara kini. Pada masanya, Si Raja Rahat memiliki seorang putra bernama Raja Manggale.

Suatu ketika, sang raja mengirim putranya untuk berperang. Namun tak dinyana, Si Raja Manggale tumbang di medan perang. Tragisnya lagi, jenazahnya tak ditemukan. Si Raja Rahat sedih kehilangan putra semata wayang yang akan mewarisi kerajaannya, tersungkur melawan musuhnya.

Raja itu pun akhirnya jatuh sakit, karena selalu memikirkan anaknya. Akhirnya para dukun membuat patung mirip Manggale. Lalu dipanggillah rohnya sehingga bisa menggerak-gerakkan tangannya. Perlahan sang raja mulai pulih dari sakit. Sejak saat itu orang Batak menyebut boneka itu sebagai Sigale-gale atau si lemas-lemas.

Dalam pertunjukan sekarang ini tentu boneka tidak dimasuki roh. Untuk menggerakkan dibuatkan sistem penggerak mekanis. Bahkan ada yang sampai dapat membuat boneka itu menangis.

Pertunjukkan Patung Sigale-gale menari biasanya dimainkan dengan iringan musikal Sordam dan Gondang Sabangunan. Biasanya ada sekitar tujuh macam cara musik ritual Batak untuk memainkan tarian patung Sigale-gale ini. Atraksi tarian Sigale-gale juga dilengkapi dengan 8—10 orang penari yang mengiringinya. Mereka akan menari tor-tor sesuai musik meskipun fokus utama tetap pada patung Sigale-gale.

Pertunjukan tarian mistis ini rupanya masih melekat dalam budaya Batak Toba dan tidak punah tergerus zaman. Hingga kini masih dapat dijumpai sejumlah patung yang dipahat puluhan tahun silam. Tak ingin kehilangan momentum, Sigale-gale, satu dari sejumlah legenda di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, mulai disiapkan menjadi andalan untuk menarik wisatawan.

"Kita akan bangun patung Sigale-gale setinggi 100 meter lebih beserta cable car (kereta gantung). Kami ingin menjadikan Kabupaten Samosir sebagai destinasi utama wisatawan di Sumatera Utara,” ujar Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Rabu (17/8/2016).

Biaya yang disiapkan? Cukup fantastis. Untuk Sigale-gale raksasa seukuran Monas, Rapidin mengaku sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp80 miliar. Sementara untuk cable car, investasi yang disiapkan sebesar Rp120 miliar.

“Jadi kalau ada KKPDT lagi, wilayah kami sudah punya infrastruktur pariwisata yang bagus. Wisatawan jadi makin nyaman berwisata ke daerah kami,” kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0985 seconds (0.1#10.140)